Era siber tengah menciptakan lanskap seksual baru. Saat melakukan riset untuk film ini, kami melakukan percakapan intim dan jujur ​​dengan anak-anak di ruang kelas sekolah menengah, pusat perbelanjaan di pinggiran kota, kelab malam, asrama perguruan tinggi, dan bahkan mengadakan diskusi informal selama pesta rumah sekolah menengah. Saat mencatat tren di antara anak-anak kota kecil dan kota besar, kami menemukan ini: memiliki bulu kemaluan dianggap tidak menarik dan “menjijikkan.” Kebanyakan anak muda mengenal seseorang yang telah mengirim email atau SMS berisi foto telanjang mereka. Banyak anak yang secara tidak sengaja atau sengaja pertama kali berhubungan seks melalui pornografi daring yang hardcore. Facebook telah menciptakan arena tempat anak-anak bersaing untuk “disukai” dan terus-menerus khawatir tentang citra yang akan ditampilkan – banyak hal yang dulunya bersifat pribadi kini menjadi publik. Dan daftarnya terus bertambah.