Di Inggris yang terobsesi pada kelas sosial dan terbagi secara agama pada awal tahun 1920-an, dua pelari muda yang gigih berlatih untuk Olimpiade Paris 1924. Eric Liddell, seorang Kristen yang taat yang lahir dari misionaris Skotlandia di Tiongkok, menganggap lari sebagai bagian dari penyembahannya terhadap kemuliaan Tuhan dan menolak untuk berlatih atau bertanding pada hari Sabat. Harold Abraham mengatasi anti-semitisme dan bias kelas, tetapi mengabaikan kekasih tercintanya dalam pencariannya yang berpikiran tunggal.