Seorang seniman sukses mengenang musim panas di tahun yang menentukan baginya, 1974, dengan kenangan yang penuh kasih. Seorang seniman muda berbakat namun bermasalah yang berusia 18 tahun berteman dengan seorang pelukis tua pecandu alkohol yang brilian, yang telah berpaling dari seni dan kehidupan. Keduanya menjalin hubungan yang awalnya tampak renggang. Anak itu ingin mempelajari semua rahasia yang telah dikunci sang guru di dalam kepala dan hatinya. Waktu tidak berpihak pada guru tua itu. Hidupnya tampak tidak berarti baginya sampai anak itu menyalakan kembali minatnya pada pekerjaannya dan akhirnya memberinya keinginan untuk hidup. Bersama-sama, mereka saling memberi hadiah yang tak ternilai. Anak itu belajar melihat dunia melalui mata sang guru. Dan sang guru belajar melihat kehidupan melalui mata kepolosan lagi. Kisah ini berdasarkan pengalaman hidup nyata.