Agustus 1944, dengan Angkatan Udara Amerika kedelapan bersiap menyerang Jerman Nazi, intelijen Inggris mengetahui bahwa mereka mungkin terbang ke dalam perangkap yang mematikan. Dengan hanya beberapa jam tersisa, Letnan Penerbang Edward Barnes harus menerbangkan misi hidup dan mati di atas Berlin dengan Spitfire tak bersenjata miliknya untuk memperoleh bukti foto dan menyelamatkan nyawa 1.200 orang.